Senin, 15 Oktober 2012

Industri Mobil di Indonesia

Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,7% dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4% (Berita Resmi Statistik No.13/02/Th.XV, 6 Februari 2012). Peningkatan pertumbuhan ekonomi diimbangi dengan tingkat perkembangan industrinya dapat menjadikan rakyat Indonesia semakin berpola konsumtif untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersiernya dari berbagai bidang industri di Indonesia. Salah satu industri yang ikut tumbuh seiring dengan bertumbuhnya perekonomian ini adalah industri otomotif roda 4. Berdasarkan data yang dilansir oleh Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), tercatat pertumbuhan industri otomotif roda 4 di tahun 2011 bertumbuh 19%-volume dari tahun 2010, dan diprediksi akan tumbuh 23% di tahun 2012 ini. Pertumbuhan yang signifikan dan stabil dari tahun ke tahunnya, telah membuat industri otomotif roda 4 menjadi salah satu industri dengan persaingan yang ketat dan kompetitif.

Tabel 1.1 Market Share Penjualan Otomotif Roda Empat Di Indonesia
Merek
2011
2010
2009
2008
2007
2006
Daihatsu
15,4%
15,5%
15,4%
13,0%
12,2%
10,7%
Mitsubishi
14,5%
13,7%
13,2%
14,1%
14,0%
15,4%
Suzuki
10,2%
9,2%
9,6%
12,4%
13,3%
14,4%
Toyota
35,3%
37,7%
39,0%
35,1%
35,0%
37,6%
Others
24,6%
23,9%
22,8%
25,4%
25,5%
21,9%

Gaikindo juga mencatat adanya pergeseran penguasaan market share industri ini, seperti yang terlampir pada Tabel 1.1. Penguasaan market share industri otomotif roda 4 di Indonesia, dari tahun 2006 selalu dipegang oleh 4 merek utama, yakni Toyota, Suzuki, Mitsubishi dan Daihatsu, dengan Toyota sebagai market leader yang kokoh di posisinya. Namun ada yang menarik, dimana per tahun 2009, posisi kedua market share mengalami pergeseran, dari tangan Mitsubishi berpindah ke Daihatsu, walaupun dengan keunggulan yang sangat tipis.
Persaingan yang ketat ini tentunya membutuhkan usaha dan competitive advantage dari masing-masing merek, agar merek mereka menjadi pillihan utama bagi pelanggannya. Salah satu keunggulan yang menjadi bahan pertimbangan utama dari pelanggan antara lain adalah produk yang hemat namun mudah perawatannya, modern dan berkualitas baik, harga jual kembali yang tetap tinggi, juga jaringan after sales yang melupitu perbaikan dan perawatan kendaraan yang tersebar luas dan berkualitas. Kepuasan pelanggan sekarang menjadi salah satu kunci sukses dalam industri otomotif di Indonesia, merek yang berhasil memberikan kepuasan bagi para pelanggannya, maka akan stabil bersaing dalam industri. Semakin banyak merek-merek otomotif yang berlomba-lomba menghasilkan produk dengan performa dan kinerja yang terbaik sesuai kebutuhan pelanggan, serta secara bersamaan meningkatkan kualitas pelayanan mereka pula, agar pelanggan mau beralih dari merek-merek besar, serta melirik dan memilih merek-merek kecil lainnya ini. Persaingan panas terjadi dalam industri otomotif roda 4 ini setiap tahunnya.


Gaya Hidup Konsumsi Makanan Cepat Saji di Jakarta


             Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak. Makanan ini mempunyai dampak negatif jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Makanan tersebut akan menumpuk di dalam tubuh dalam bentuk lemak serta memicu faktor kegemukan , tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes mellitus, gangguan jantung, kanker, dan stroke.
            Walaupun dari segi kesehatan dan nutrisi terhadap kebutuhan tubuh manusia kurang baik tetapi banyak kalangan masyarakat yang tetap mengkonsumsinya. Hal ini dikarenakan fast food mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja. Mudahnya memperoleh makanan siap saji dipasaran memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat sehingga cocok bagi mereka yang sibuk. Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan di Indonesia khususnya di Jakarta juga bisa mempengaruhi pola makan masyarakat di kota.